Perkembangan
adalah perubahan yang teratur, sistematis, dan terorganisir yang mempunyai tujuan tertentu.
Perkembangan memiliki beberapa ciri, yaitu :
berkesinambungan,
kumulatif, bergerak ke arah yang lebih kompleks dan holistik
[1]. Perkembangan manusia diyakini terjadi sejak masa konsepsi yaitu saat pertemuan sel telur dengan sel sperma. Masa konsepsi dipandang menjadi peletak dasar perkembangan manusia. Fase perkembangan akan berakhir pada saat manusia meninggal.
[1]. Perkembangan manusia diyakini terjadi sejak masa konsepsi yaitu saat pertemuan sel telur dengan sel sperma. Masa konsepsi dipandang menjadi peletak dasar perkembangan manusia. Fase perkembangan akan berakhir pada saat manusia meninggal.
Sebelum mengenal lebih jauh tentang fase-fase perkembangan individu akan dibahas terlebih dulu pengertian dari
beberapa istilah kunci. Pertama, pertumbuhan adalah dinamika perubahan yang
terjadi pada aspek fisik-biologis inidividu (kuantitatif). Ciri-ciri
pertumbuhan fisik lebih mudah diamati misalnya, pertambahan tinggi badan,
pertambahan berat badan, pertambahan gigi, rambut, perubahan proporsi badan,
dan seterusnya. Kedua, istilah perkembangan menunjuk pada dinamika perubahan
aspek fungsional dan psikologis individu (kualitatif). Perubahan kualitatif ini
dapat diamati melalui perilaku, sikap, dan cara berpikir.
Mempelajari fase-fase perkembangan individu, sangat
terkait erat hubungannya dengan psikologi perkembangan. Secara parsial,
psikologi perkembangan dapat dipecah menjadi beberapa subdisiplin yaitu
perkembangan masa prenatal, perkembangan anak, perkembangan remaja,
perkembangan orang dewasa, dan gerontology (psikologi perkembangan yang
mempelajari masa usia lanjut). Dengan demikian maka ruang lingkup psikologi perkembangan adalah dimulai sejak
masa konsepsi sampai manusia meninggal[2]. Berdasarkan
pendapat beberapa orang ahli, psikologi perkembangan dapat diartikan sebagai
berikut:
1. Psikologi
perkembangan merupakan “cabang
dari psikologi yang mempelajari
proses perkembangan individu, baik sebelum maupun setelah
kelahiran berikut kematangan perilaku”. (J.P. Chaplin, 1979)
2. Psikologi
perkembangan merupakan “cabang psikologi yang mempelajari
perubahan tingkah laku dan kemampuan sepanjang proses perkembangan individu dari mulai
masa konsepsi sampai mati ( Ross
Vasta,dkk.,
1992)
Kedua pendapat di atas menunjukkan bahwa psikologis
perkembangan merupakan
salah satu bidang psikologi yang bertujuan
untuk memfokuskan
kajian atau pembahasan
mengenai perubahan tingkah laku dan proses perkembangan individu dari masa konsepsi (pra-natal) sampai meninggal[3].
Banyak pakar mencoba memberikan batasan, apakah
seseorang itu masih dikatakan anak-anak atau remaja, tentu dari berbagai
literatur yang ada terdapat banyak perbedaan antara satu pakar dengan pakar
lainnya, hal ini biasanya karena adanya sudut pandang yang berbeda dalam
melihat sesuatu atau karena latar belakang keilmuan dan pengalaman yang
berlainan, namun dalam makalah ini, kami mencoba mengemukakan beberapa batasan tentang
anak-anak dan remaja hingga
usia dewasa menurut sebahagian pakar psikologis perkembangan.
Fase perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan
rentang perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau
pola-pola tingkah laku tertentu. Berikut
akan kami jabarkan periodisasi dari fase-fase perkembangan individu berdasarkan
analisis biologis dan psikologis individu:
A. Fase
Perkembangan Individu Berdasarkan Analisis Biologis
Elisabeth Hurlock
mengemukakan penahapan perkembangan individu, yakni
sebagai berikut :
1.
Tahap I : Fase
Prenatal (sebelum lahir), mulai masa konsepsi sampai
proses kelahiran, yaitu 9 bulan atau 280 hari.
2.
Tahap II :
Infancy (bayi),
mulai lahir sampai usia 10-14 hari.
3. Tahap
III : Babyhood (bayi),
mulai dari 2 minggu sampai usia 2
tahun.
4. Tahap
IV : Childhood
(anak-anak), mulai usia 2 tahun samapi masa
remaja
(puber).
5. Tahap
V : Adolesence/puberty, mulai usia 11 atau
13 tahun sampai usia
21 tahun
a.
Pre Adolesencei,
pada umumnya wanita usia 11-13 tahun sedangkan pria
lebih lambat dari itu.
b.
Early
Adolezence, pada usia 16-17 tahun.
6. Tahap
VI : Dewasa dini (22 sampai 40 tahun).
7. Tahap
VII
: Dewasa
madya (41 sampai 60 tahun).
B. Fase
Perkembangan Berdasarkan Psikologis
Individu
Menurut Erik Erikson, Fase pekembangan
individu secara psikologi dimulai dari masa bayi (Infancy) mutualitas, kemudian
masa kanak-kanak awal (Early Childhood) masa pembedaan baik dan buruk, usia
bermain (Play Age) perkembangan dramatis atau emosional, usia sekolah (School
Age) masa ketentuan prestasi dan mengidentifikasi tugas, Masa Remaja
(Adoloscence) masa kepercayaan akan diri sendiri dan orang lain, Orang dewasa
(Adult) masa kematangan psikologi yang lebih kompleks[6].
Menurut Deswita, secara tersirat menggolongkan fase perkembangan
individu sebagai berkut:
1. Fase anak-anak adalah sejak berumur 3 tahun sampai 11 tahun dan
masa remaja antara 12 tahun sampai 20 tahun. Dalam pembahasan masalah
anak-anak, ia membahas tentang pola tidur dan bangun, pola makan dan minum,
pola buang air, keterampilan motorik kasar, keterampilan motorik halus,
perkembangan sensor, pengecapan, penciuman, pendengaran, penglihatan dan
perkembangan otak. Adapun pembahasan perkembangan kognitif pada masa
kanak-kanak memaparkan tentang perkembangan kognitif menurut pandangan Piaget,
yang membagi tahap perkembangan anak menjadi empat tahap, yaitu:
a. Tahap Early Refleks (0-1 tahun); dengan karakteristik kepercayaan
atas reflex bawaan sejak lahir untuk mengetahui lingkungan, asimilasi dari
semua pengalaman reflex, menelan, menyusui.
b. Tahap Primary Circular Reactions (1-4 tahun) dengan karakteristik
akomodasi (modifikasi) reflex untuk menyesuaikan objek dan pengaman baru ; bayi
mengulangi reaksi yang bersifat sederhana seperti membuka dan menutup mata,
menarik selimut untuk mendapatkan kesenangan.
c. Tahap Secondary Circular Reactions (4-8
tahun), karakteristiknya berupa tindakan yang diulang sudah terfokus pada
objek, tindakan digunakan untuk mencapai tujuan; tetapi secara sembrono,
perhatian terhadap benda-benda bergerak, mengayunkan lengan dan kakinya semata-mata
untuk mencapai kemenangan.
d. Tahap
terakhir Combined Secondary Circular Reactions (8-12 tahun) karakteristik yang
berkembang berupa sudah dapat menguasai sistem respond dan mengkombinasikan
tindakan dengan tindakan yang telah diperoleh sebelumnya.
2. Fase
remaja terdapat dua tahap yaitu:
a. Tahap
pertama Tertiary
Circular
Reactions
(12-18) dengan karakteristik anak mulai aktif menggunakan reaksi yang bersifat
“trial and error” untuk mempelajari obyek-obyek disekitarnya. Kegiatan
coba-coba yang dilakukannya mulai bisa mengubah gerak-geriknya untuk mencapai
suatu tujuan yang lebih jelas. Tahap ini menandai titik awal perkembangan
keingintahuan dan minat pada sesuatu yang baru.
b.
Tahap kedua The First Symbol (18-24) dengan dengan
karakteristik fungsi mental berubah dan suatu taraf sensori-motorik murni
menjadi taraf simbolis dan mulai mengembang kemampuan untuk menggunakan
symbol-simbol primitif[7].
Sedangkan Hurlock telah
membangun teori fase-fase dan tugas-tugas
perkembangan secara lengkap. Menurutnya, fase rentang kehidupan manusia terbagi atas
sepuluh fase yang memiliki tugas-tugas
perkembangan
yang dijelaskan dalam tabel berikut[8]:
No.
|
Periode
Perkembangan
|
Usia
|
Tugas-Tugas
Perkembangan
|
1.
|
Pranatal
Konsepsi
|
Kelahiran
|
.....................................................
|
2.
|
Neonatal (bayi
baru lahir)
|
Kelahiran hingga minggu kedua
|
.....................................................
|
3.
|
Masa Bayi
|
Minggu kedua hingga 2 tahun
|
ü
Belajar memakan makanan padat.
ü
Belajar berjalan.
ü
Belajar mengendalikan pembuangan
kotoran tubuh.
ü
Mempelajari perbedaan seks
dan tata
caranya.
ü
Mempersiapkan diri untuk membaca.
ü
Belajar membedakan benar
salah, dan mulai mengembangkan hati nurani.
|
4.
|
Awal Kanak-Kanak
|
3 hingga 6 tahun
|
ü
Mempelajari keterampilan fisik
untuk jenis permainan umum.
ü
Membangun sikap yang sehat
mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh.
ü
Belajar menyesuaikan diri
dengan teman-teman seusianya.
ü
Mulai mengembangkan peran
sosial laki-laki maupun perempuan yang tepat.
ü
Mengembangkan keterampilan dasar seperti: membaca, menulis, dan berhitung.
|
5.
|
Akhir Kanak-Kanak
|
7 hingga 10 tahun
|
ü
Mengembangkan pengertian yang
diperlukan untuk kehidupan sehari-hari.
ü
Mengembangkan hati nurani, pengertian
moral dan tingkatan nilai.
ü
Mengembangkan sikap terhadap
kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga.
ü
Mencari kebebasan pribadi.
|
6.
|
Puber atau
Praremaja
|
11 hingga 15 tahun
|
ü
Mencari hubungan baru dengan
teman sebaya (baik laki-laki maupun perempuan).
ü Mencapai
peran sosial laki-laki maupun
perempuan.
ü Menerima
keadaan fisiknya dan menggunakan fisiknya secara
efektif.
ü Mengharapkan
dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung
jawab.
ü Mencapai
kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang
dewasa lainnya.
ü Mempersiapkan
karier ekonomi.
ü Mempersiapkan
perkawinan dan berkeluarga.
|
7.
|
Remaja
|
16 hingga 21 tahun
|
ü
Memperoleh perangkat nilai
dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku, pengembangan
ideologis.
|
8.
|
Awal dewasa
|
22 hingga 40 tahun
|
ü
Mulai bekerja.
ü
Memilih pasangan.
ü
Belajar hidup dengan tunangan.
ü
Mulai membuka keluarga.
ü
Mengasuh anak.
ü
Mengelola rumah tangga.
ü
Mengambil tanggung jawab sebagai
warga negara.
ü
Mencari kelompok sosial yang
menyenangkan.
|
9.
|
Usia Pertengahan
|
40 hingga 60 tahun
|
ü
Mencapai tanggung jawab sosial
dan dewasa sebagai warga negara.
ü
Membantu anak-anak untuk
menjadi dewasa yang bertanggung jawab dan bahagia.
ü
Mengembangkan kegiatan-kegiatan
pengisian waktu senggang untuk orang dewasa.
ü
Menghubungkan diri sendiri dengan
pasangan hidup sebagai suatu individu.
ü
Menerima dan menyesuaikan diri
dengan perubahan fisiologis yang terjadi.
ü
Mencapai dan mempertahankan
prestasi yang memuaskan dan karier kerja.
ü
Menyesuaikan diri dengan orang
tua yang semakin tua.
|
10.
|
Tua atau Usia
Lanjut
|
61 tahun hingga
meninggal dunia
|
ü
Menyesuaikan diri dengan menurunnya
kekuatan fisik dan kesehatan.
ü
Menyesuaikan diri dengan masa
pensiun dan berkurangnya penghasilan keluarga.
ü
Menyesuaikan diri dengan kematian
pasangan hidup.
ü
Membentuk hubungan dengan
orang-orang yang seusia.
ü
Membentuk pengaturan kehidupan
fisik yang memuaskan.
ü
Menyesuaikan diri dengan peran
sosial secara luwes.
|
Sumber:
1.
Alfiani, D.A.
Kajian Teoritis Terhadap Perkembangan Psikis Anak dan Remaja. [Online].Tersedia:http://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/awlady/article/download/742/598
[12 maret 2017]
2.
Erawati,
M. Pengantar Dan Sejarah Psikologi Perkembangan. [Online] Tersedia:http://munastaff.iainsalatiga.ac.id//wp-content/uploads/sites/65/2013/02/pengantar-dan-sejarah.pdf
[12 maret 2017]
3.
Erikson,
E.H.1982. Identitas dan Siklus Hidup
Manusia, Terjemahan oleh Agus
Cremers. 1987. Jakarta: PT. Gramedia
4.
Farida. Upaya
Mengoptimalkan Perkembangan Anak Usia Dini. [Online]. Tersedia:http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/thufula/article/download/1414/pdf
[15 maret 2017]
5.
Pramuditya,
AD. (2015) Tinjauan Pustaka dan Landasan Teoritikal. [Online]. Tersedia: http://e-journal.uajy.ac.id/8457/4/TA313559.Pdf
[12 maret 2017]
6.
Riendravi,
S. Perkembangan Psikososial Anak. [Online]. Tersedia: http://download.portalgaruda.org/article.php?article=8260&ral=970
[12 maret 2017]
[1] Scania
Riendravi, “Perkembangan Psikososial Anak”, Portal Garuda, diakses dari http://download.portalgaruda.org/article.php?article=8260&ral=970, pada tanggal 12
maret 2017 pukul 15.02
[2] Muna
Erawati, “Pengantar Dan Sejarah Psikologi Perkembangan”, diakses dari http://munastaff.iainsalatiga.ac.id//wp-content/uploads/sites/65/2013/02/pengantar-dan-sejarah.pdf,
pada tanggal 12 maret 2017 pukul 14.43
[4]
AD Pramuditya, “Tinjauan Pustaka Dan Landasan
Teoritikal”, diakses dari http://e-journal.uajy.ac.id/8457/4/TA313559.Pdf,
pada tanggal 12 maret 2017 pukul 14.59
[6] Erik
H. Erikson, Identitas dan Siklus Hidup Manusia, Terj. Agus Cremers (Jakarta:
PT. Gramedia, 1987), hlm. 314
[7]
Dwi Anita Alfiani, “Kajian Teoritis Terhadap
Perkembangan Psikis Anak dan Remaja”,
diakses dari http://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/awlady/article/download/742/598,
pada tanggal 12 maret 2017 pukul 15.01
[8]
Farida, “Upaya Mengoptimalkan Perkembangan Anak Usia
Dini”, diakses dari http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/thufula/article/download/1414/pdf, pada tanggal 15
maret 2017 pukul 13.56
0 komentar:
Posting Komentar