Rabu, 07 Juni 2017

Fase-Fase Perkembangan Psikologi Individu

Perkembangan adalah perubahan yang teratur, sistematis, dan terorganisir yang mempunyai tujuan tertentu. Perkembangan memiliki beberapa ciri, yaitu : berkesinambungan, kumulatif, bergerak ke arah yang lebih kompleks dan holistik
[1]. Perkembangan manusia diyakini terjadi sejak masa konsepsi yaitu saat pertemuan sel telur dengan sel sperma. Masa konsepsi dipandang menjadi peletak dasar perkembangan manusia. Fase perkembangan akan berakhir pada saat manusia meninggal.
Sebelum mengenal lebih jauh tentang fase-fase perkembangan individu  akan dibahas terlebih dulu pengertian dari beberapa istilah kunci. Pertama, pertumbuhan adalah dinamika perubahan yang terjadi pada aspek fisik-biologis inidividu (kuantitatif). Ciri-ciri pertumbuhan fisik lebih mudah diamati misalnya, pertambahan tinggi badan, pertambahan berat badan, pertambahan gigi, rambut, perubahan proporsi badan, dan seterusnya. Kedua, istilah perkembangan menunjuk pada dinamika perubahan aspek fungsional dan psikologis individu (kualitatif). Perubahan kualitatif ini dapat diamati melalui perilaku, sikap, dan cara berpikir.
Mempelajari fase-fase perkembangan individu, sangat terkait erat hubungannya dengan psikologi perkembangan. Secara parsial, psikologi perkembangan dapat dipecah menjadi beberapa subdisiplin yaitu perkembangan masa prenatal, perkembangan anak, perkembangan remaja, perkembangan orang dewasa, dan gerontology (psikologi perkembangan yang mempelajari masa usia lanjut). Dengan demikian maka ruang lingkup psikologi perkembangan adalah dimulai sejak masa konsepsi sampai manusia meninggal[2]. Berdasarkan pendapat beberapa orang ahli, psikologi perkembangan dapat diartikan sebagai berikut:
1.    Psikologi perkembangan merupakan cabang dari psikologi yang mempelajari proses perkembangan individu, baik sebelum maupun setelah kelahiran berikut kematangan perilaku”. (J.P. Chaplin, 1979)
2.    Psikologi perkembangan merupakan “cabang psikologi yang mempelajari perubahan tingkah laku dan kemampuan sepanjang proses perkembangan individu dari mulai masa konsepsi sampai mati ( Ross Vasta,dkk., 1992)
Kedua pendapat di atas menunjukkan bahwa psikologis perkembangan merupakan salah satu bidang psikologi yang bertujuan untuk memfokuskan kajian atau pembahasan mengenai perubahan tingkah laku dan proses perkembangan individu dari masa konsepsi (pra-natal) sampai meninggal[3].

Banyak pakar mencoba memberikan batasan, apakah seseorang itu masih dikatakan anak-anak atau remaja, tentu dari berbagai literatur yang ada terdapat banyak perbedaan antara satu pakar dengan pakar lainnya, hal ini biasanya karena adanya sudut pandang yang berbeda dalam melihat sesuatu atau karena latar belakang keilmuan dan pengalaman yang berlainan, namun dalam makalah ini, kami mencoba mengemukakan beberapa batasan tentang anak-anak dan remaja hingga usia dewasa menurut sebahagian pakar psikologis perkembangan.
Fase perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan rentang perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola-pola tingkah laku tertentu. Berikut akan kami jabarkan  periodisasi dari fase-fase perkembangan individu berdasarkan analisis biologis dan psikologis individu:
A.  Fase Perkembangan Individu Berdasarkan Analisis Biologis
Elisabeth Hurlock mengemukakan penahapan perkembangan individu, yakni sebagai berikut :
1.    Tahap I         : Fase Prenatal (sebelum lahir), mulai masa konsepsi sampai proses kelahiran, yaitu 9 bulan atau 280 hari.
2.    Tahap II        : Infancy (bayi), mulai lahir sampai usia 10-14 hari.
3.    Tahap III      : Babyhood (bayi), mulai dari 2 minggu sampai usia 2 tahun.
4.    Tahap IV      : Childhood (anak-anak), mulai usia 2 tahun samapi masa remaja (puber).
5.    Tahap V        : Adolesence/puberty, mulai usia 11 atau 13 tahun sampai usia 21 tahun
a.    Pre Adolesencei, pada umumnya wanita usia 11-13 tahun sedangkan pria lebih lambat dari itu.
b.    Early Adolezence, pada usia 16-17 tahun.
c.    Late Adolesence, masa perkembangan yang terakhir sampai masa usia kuliah di perguruan tinggi[4].
6.    Tahap VI      : Dewasa dini (22 sampai 40 tahun).
7.    Tahap VII     : Dewasa madya (41 sampai 60 tahun).
8.    Tahap VIII   : Lanjut (61 tahun dan seterusnya)[5].
B.  Fase Perkembangan Berdasarkan Psikologis Individu
Menurut Erik Erikson, Fase pekembangan individu secara psikologi dimulai dari masa bayi (Infancy) mutualitas, kemudian masa kanak-kanak awal (Early Childhood) masa pembedaan baik dan buruk, usia bermain (Play Age) perkembangan dramatis atau emosional, usia sekolah (School Age) masa ketentuan prestasi dan mengidentifikasi tugas, Masa Remaja (Adoloscence) masa kepercayaan akan diri sendiri dan orang lain, Orang dewasa (Adult) masa kematangan psikologi yang lebih kompleks[6].
Menurut Deswita, secara tersirat menggolongkan fase perkembangan individu sebagai berkut:
1.    Fase anak-anak adalah sejak berumur 3 tahun sampai 11 tahun dan masa remaja antara 12 tahun sampai 20 tahun. Dalam pembahasan masalah anak-anak, ia membahas tentang pola tidur dan bangun, pola makan dan minum, pola buang air, keterampilan motorik kasar, keterampilan motorik halus, perkembangan sensor, pengecapan, penciuman, pendengaran, penglihatan dan perkembangan otak. Adapun pembahasan perkembangan kognitif pada masa kanak-kanak memaparkan tentang perkembangan kognitif menurut pandangan Piaget, yang membagi tahap perkembangan anak menjadi empat tahap, yaitu:
a.    Tahap Early Refleks (0-1 tahun); dengan karakteristik kepercayaan atas reflex bawaan sejak lahir untuk mengetahui lingkungan, asimilasi dari semua pengalaman reflex, menelan, menyusui.
b.    Tahap Primary Circular Reactions (1-4 tahun) dengan karakteristik akomodasi (modifikasi) reflex untuk menyesuaikan objek dan pengaman baru ; bayi mengulangi reaksi yang bersifat sederhana seperti membuka dan menutup mata, menarik selimut untuk mendapatkan kesenangan.
c.    Tahap Secondary Circular Reactions (4-8 tahun), karakteristiknya berupa tindakan yang diulang sudah terfokus pada objek, tindakan digunakan untuk mencapai tujuan; tetapi secara sembrono, perhatian terhadap benda-benda bergerak, mengayunkan lengan dan kakinya semata-mata untuk mencapai kemenangan.
d.   Tahap terakhir Combined Secondary Circular Reactions (8-12 tahun) karakteristik yang berkembang berupa sudah dapat menguasai sistem respond dan mengkombinasikan tindakan dengan tindakan yang telah diperoleh sebelumnya.
2.    Fase remaja terdapat dua tahap yaitu:
a.    Tahap pertama Tertiary Circular Reactions (12-18) dengan karakteristik anak mulai aktif menggunakan reaksi yang bersifat “trial and error” untuk mempelajari obyek-obyek disekitarnya. Kegiatan coba-coba yang dilakukannya mulai bisa mengubah gerak-geriknya untuk mencapai suatu tujuan yang lebih jelas. Tahap ini menandai titik awal perkembangan keingintahuan dan minat pada sesuatu yang baru.
b.    Tahap kedua The First Symbol (18-24) dengan dengan karakteristik fungsi mental berubah dan suatu taraf sensori-motorik murni menjadi taraf simbolis dan mulai mengembang kemampuan untuk menggunakan symbol-simbol primitif[7].
Sedangkan Hurlock telah membangun teori fase-fase dan tugas-tugas perkembangan secara lengkap. Menurutnya, fase rentang kehidupan manusia terbagi atas sepuluh fase yang memiliki tugas-tugas perkembangan yang dijelaskan dalam tabel berikut[8]:
No.
Periode Perkembangan
Usia
Tugas-Tugas Perkembangan
1.
Pranatal Konsepsi

Kelahiran

.....................................................

2.
Neonatal (bayi baru lahir)
Kelahiran hingga minggu kedua

.....................................................

3.
Masa Bayi
Minggu kedua hingga 2 tahun


ü Belajar memakan makanan padat.
ü Belajar berjalan.
ü Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh.
ü Mempelajari perbedaan seks
dan tata caranya.
ü Mempersiapkan diri untuk membaca.
ü Belajar membedakan benar salah, dan mulai mengembangkan hati nurani.

4.
Awal Kanak-Kanak
3 hingga 6 tahun

ü Mempelajari keterampilan fisik untuk jenis permainan umum.
ü Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh.
ü Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya.
ü Mulai mengembangkan peran sosial laki-laki maupun perempuan yang tepat.
ü Mengembangkan keterampilan dasar seperti: membaca, menulis, dan berhitung.

5.
Akhir Kanak-Kanak

7 hingga 10 tahun
ü Mengembangkan pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari.
ü Mengembangkan hati nurani, pengertian moral dan tingkatan nilai.
ü Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga.
ü Mencari kebebasan pribadi.

6.
Puber atau Praremaja

11 hingga 15 tahun

ü Mencari hubungan baru dengan teman sebaya (baik laki-laki maupun perempuan).
ü Mencapai peran sosial laki-laki maupun perempuan.
ü Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan fisiknya secara efektif.
ü Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab.
ü Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya.
ü Mempersiapkan karier ekonomi.
ü Mempersiapkan perkawinan dan berkeluarga.
7.
Remaja
16  hingga 21 tahun

ü Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku, pengembangan ideologis.

8.
Awal dewasa
22 hingga 40 tahun
ü Mulai bekerja.
ü Memilih pasangan.
ü Belajar hidup dengan tunangan.
ü Mulai membuka keluarga.
ü Mengasuh anak.
ü Mengelola rumah tangga.
ü Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara.
ü Mencari kelompok sosial yang menyenangkan.

9.
Usia Pertengahan

40 hingga 60 tahun
ü Mencapai tanggung jawab sosial dan dewasa sebagai warga negara.
ü Membantu anak-anak untuk menjadi dewasa yang bertanggung jawab dan bahagia.
ü Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisian waktu senggang untuk orang dewasa.
ü Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai suatu individu.
ü Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan fisiologis yang terjadi.
ü Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dan karier kerja.
ü Menyesuaikan diri dengan orang tua yang semakin tua.

10.
Tua atau Usia Lanjut


61 tahun hingga meninggal dunia

ü Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan.
ü Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya penghasilan keluarga.
ü Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup.
ü Membentuk hubungan dengan orang-orang yang seusia.
ü Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan.
ü Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes.





Sumber:
1.    Alfiani, D.A. Kajian Teoritis Terhadap Perkembangan Psikis Anak dan Remaja. [Online].Tersedia:http://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/awlady/article/download/742/598 [12 maret 2017]
2.    Erawati, M. Pengantar Dan Sejarah Psikologi Perkembangan. [Online] Tersedia:http://munastaff.iainsalatiga.ac.id//wp-content/uploads/sites/65/2013/02/pengantar-dan-sejarah.pdf [12 maret 2017]
3.    Erikson, E.H.1982. Identitas dan Siklus Hidup Manusia, Terjemahan oleh  Agus Cremers. 1987. Jakarta: PT. Gramedia
4.    Farida. Upaya Mengoptimalkan Perkembangan Anak Usia Dini. [Online]. Tersedia:http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/thufula/article/download/1414/pdf [15 maret 2017]
5.    Pramuditya, AD. (2015) Tinjauan Pustaka dan Landasan Teoritikal. [Online]. Tersedia: http://e-journal.uajy.ac.id/8457/4/TA313559.Pdf [12 maret 2017]
6.    Riendravi, S. Perkembangan Psikososial Anak. [Online]. Tersedia: http://download.portalgaruda.org/article.php?article=8260&ral=970 [12 maret 2017]





[1] Scania Riendravi, “Perkembangan Psikososial Anak”, Portal Garuda, diakses dari http://download.portalgaruda.org/article.php?article=8260&ral=970, pada tanggal 12 maret 2017 pukul 15.02
[2] Muna Erawati, “Pengantar Dan Sejarah Psikologi Perkembangan”, diakses dari http://munastaff.iainsalatiga.ac.id//wp-content/uploads/sites/65/2013/02/pengantar-dan-sejarah.pdf, pada tanggal 12 maret 2017 pukul 14.43
[3] Muna Erawati, op.cit.
[4] AD Pramuditya, “Tinjauan Pustaka Dan Landasan Teoritikal”, diakses dari http://e-journal.uajy.ac.id/8457/4/TA313559.Pdf, pada tanggal 12 maret 2017 pukul 14.59
[5] Muna Erawati, op.cit.
[6] Erik H. Erikson, Identitas dan Siklus Hidup Manusia, Terj. Agus Cremers (Jakarta: PT. Gramedia, 1987), hlm. 314
[7] Dwi Anita Alfiani, “Kajian Teoritis Terhadap Perkembangan Psikis Anak dan Remaja”, diakses dari http://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/awlady/article/download/742/598, pada tanggal 12 maret 2017 pukul 15.01
[8] Farida, “Upaya Mengoptimalkan Perkembangan Anak Usia Dini”, diakses dari http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/thufula/article/download/1414/pdf, pada tanggal 15 maret 2017 pukul 13.56

0 komentar:

Posting Komentar